Plutarch, seorang filsuf dan sejarawan Yunani yang hidup pada abad pertama Masehi, dikenal karena karyanya yang berjudul Parallel Lives, sebuah kumpulan biografi tokoh-tokoh Yunani dan Romawi yang dibandingkan untuk menyoroti kebajikan dan kelemahan mereka. Karyanya tidak hanya memberikan wawasan tentang kehidupan tokoh-tokoh sejarah tetapi juga mempengaruhi cara penulisan sejarah dengan pendekatan moralistiknya.
Dibandingkan dengan Herodotus, yang sering disebut sebagai 'Bapak Sejarah', Plutarch mengambil pendekatan yang lebih personal dan moralistik. Sementara Herodotus berfokus pada narasi peristiwa-peristiwa besar dan penyebabnya, Plutarch lebih tertarik pada karakter dan kebajikan individu. Thucydides, di sisi lain, dikenal dengan analisisnya yang ketat tentang Perang Peloponnesos, menekankan objektivitas dan penyebab politik, berbeda dengan pendekatan Plutarch yang lebih subjektif.
Di dunia Timur, Sima Qian dari China dan Ibnu Khaldun dari dunia Islam juga memberikan kontribusi signifikan dalam penulisan sejarah. Sima Qian, dengan Catatan Sejarawan Agung-nya, menetapkan standar untuk penulisan sejarah di China, sementara Ibnu Khaldun memperkenalkan konsep sosiologi dan siklus sejarah dalam karyanya Muqaddimah.
Plutarch juga memiliki kesamaan dengan Livy, sejarawan Romawi, dalam penggunaan sejarah sebagai alat untuk mengajarkan moral. Namun, Plutarch lebih fokus pada individu, sementara Livy menekankan pada kebesaran Roma. Karya Plutarch terus mempengaruhi pemikiran sejarah dan moral hingga saat ini, termasuk pemikiran tokoh-tokoh modern seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, dan Martin Luther King Jr., yang melihat sejarah sebagai sumber inspirasi untuk perubahan sosial.
Dalam konteks spiritual, Siddhartha Gautama (Buddha) juga menggunakan narasi kehidupan sebelumnya (Jataka) untuk mengajarkan moral, meskipun ini lebih bersifat religius daripada historis. Namun, pendekatan Plutarch dalam menggabungkan biografi dengan pelajaran moral memiliki resonansi dengan cara Buddha menggunakan cerita untuk mengajar.
Artikel ini hanya menggores permukaan dari pengaruh Plutarch dalam penulisan sejarah. Untuk eksplorasi lebih lanjut tentang bagaimana sejarah dapat menginspirasi perubahan, kunjungi goal55 link.